Rizki Hamdani Penggagas Kelompok Santri Tani Milenial - Berawal dari keresahan akan perkembangan sektor pertanian di Indonesia. Seorang pemuda yang berasal dari Jawa Timur menggagas dan mengembangkan sebuah kelompok yang terfokus pada kegiatan pertanian. Nama kelompok tersebut adalah Kelompok Santri Tani Milenial.
 |
| Rizki Hamdani |
Kelompok ini bukan lagi menggerakkan masyarakat desa di wilayah Jombang. Tapi, justru memberdayakan perekonomian para santri yang mondok di sana. Semangat, energi dan masa muda para santri binaan Juni Rizki Hamdani ini diberdayakan untuk pembangunan secara mandiri pada sektor agribisnis.
Kelompok Santri Tani Milenial Jombang Jawa Timur
Bagaimana caranya mengajar, mendidik dan mengajak generasi milenial dan generasi Z untuk mau terjun langsung dalam sektor agribisnis? Apalagi, belakangan ini sudah banyak yang menolak dan menganggap pekerjaan di bidang pertanian tidak memiliki pendapatan yang mumpuni. Sehingga sektor ini sudah banyak ditinggalkan.
Cara paling ampuh yang diterapkan oleh Rizki ini justru membawa antusias yang besar dari para santri. Dengan menerapkan sistem pertanian terpadu atau Integrated Farming System. Rizki menggabungkan sektor pertanian, perikanan dan peternakan dalam pengelolaan usahanya.
Seperti menggunakan limbah air kolam lele sebagai pupuk tanaman organik. Juga menggunakan batang pohon sorgum yang ada untuk dijadikan pakan ternak. Sehingga, semua sektor bisa dioptimalkan tanpa ada yang terbuang sia-sia.
Tak hanya diajarkan sambil praktek mengenai sistem pertanian terpadu. Para santri juga belajar berwirausaha lewat hasil agribisnis tersebut. Sehingga mereka bisa mendapatkan penghasilan tambahan yang membuat Kelompok Santri Tani Milenial ini semakin tertarik dan melihat secara langsung bahwa pekerjaan di sektor agribisnis ini juga sama menguntungkannya.
 |
| Rizki Hamdani Penggagas Kelompok Santri Tani Milenial |
Belajar Memaksimalkan Putaran Perdagangan
Jika pada umumnya putaran industri agribisnis ini terlalu panjang. Hingga menyebabkan petani dan peternak hanya sedikit mendapatkan keuntungan dari hasil panennya. Maka Rizki mendobrak siklus perdagangan yang terlalu panjang ini menjadi lebih ringkas. Semua ini ditujukan agar penjualan hasil panen para santri lebih baik dan maksimal.
Para santri tak perlu lagi menjual hasil panen dari komponen pertanian, peternakan dan perikanan ke pengepul. Sebab, mereka bisa langsung menjual ke rumah pemotongan ataupun langsung ke retailer sehingga mampu meraup pendapatan yang lebih besar.
Selama program Kelompok Santri Tani Milenial berlangsung. Jadwal pembelajaran mereka tidak akan mengganggu kegiatan belajar mengajar di pondok. Sebab, mereka mendapat jatah dua kali sehari menerapkan ilmu agribisnis.
Generasi Santri Milenial dan Generasi Z Butuh Terjun Langsung
 |
| Rizki Hamdani Penggagas Kelompok Santri Tani Milenial |
Yang harus disadari saat ini adalah para santri dari generasi kekinian. Harus mendapatkan hasil secara langsung agar mereka bisa memahami dan tertarik pada sektor agribisnis ini. Seperti yang sudah diterapkan di Pondok Pesantren Fathul Ulum yang merupakan pondok pertama penerapan sistem pertanian terpadu sebagai bagian program pembelajarannya.
Bahkan, dari antusiasme para santri di pondok tersebut. Tercatat pada Agustus 2020 sudah lebih dari 40 kelompok santri tani yang tersebar di seluruh Jombang bergabung dalam program ini. Satu kelompoknya terdiri dari 20 santri dan semuanya bahkan sudah bisa meraih omzet hingga 60 juta per bulan dari fasilitas yang disediakan Rizki.
Hasil kerja kerasnya ini membawa Rizki Hamdani mendapatkan apresiasi SATU Indonesia Awards 2020 di bidang lingkungan. Rizki telah mampu mematahkan pemikiran bahwa generasi milenial dan Z tak tertarik dengan sektor agribisnis. Faktanya, kontribusi Rizki ini sudah membuahkan hasil dan kini sudah banyak santri di Jombang tergabung dalam Kelompok Santri Tani Milenial dan memiliki semangat para pemuda Indonesia untuk bisa memajukan sektor agribisnis.
Salam
Email : omahwirausaha@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar